Limbah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dalam suatu proses dan belum mempunyai nilai ekonomis, bahkan untuk membuang memerlukan biaya yang cukup besar disamping dapat mencemari lingkungan. Pananganan limbah yang kurang baik merupakan masalah dalam usaha industri termasuk perikanan.
Tahapan proses pengolahan produk bontot menunjukan adanya limbah baik yang berbentuk padatan maupun cair sebagai hasil samping dari awal sampai akhir pengolahan. Limbah padat pada pengolahan bontot di Desa Domas antara lain kepala ikan, tulang ikan, kulit ikan, isi perut, cangkang telur, kulit bawang merah dan putih. Sedangkan limbah cair yang dikeluarkan berupa cairan dari hasil pencucian ikan dan air pengukusan pada tahap penyiangan dan pengukusan bontot.
Tulang ikan payus diperoleh dari limbah pengolahan bontot mencapai 34.09%. Limbah tulang ikan payus dapat dijadikan menjadi tepung tulang ikan payus yang berpotensi dijadikan sebagai alternatif sumber kalsium karena kandungan kalsiumnya tinggi yaitu 20.25%. Penerapan tepung tulang ikan payus dilakukan dengan menambahkannya ke dalam produk bontot. Hasil uji organoleptik yang meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa menunjukan bahwa produk bontot yang disukai panelis adalah perlakuan penambahan tepung tulang ikan payus 0% (kontrol), 10%, 30%, dan 20% secara berurutan. Hasil analisis proksimat menunjukan bahwa kandungan gizi produk bontot tepung tulang ikan payus 10% adalah kadar air 11.18%, abu 8.14%, kalsium 1.58%, phosphor 1.06%, protein 12.85%, lemak 0.23% dan karbohidrat 67.6%.
Referensi:
Tahapan proses pengolahan produk bontot menunjukan adanya limbah baik yang berbentuk padatan maupun cair sebagai hasil samping dari awal sampai akhir pengolahan. Limbah padat pada pengolahan bontot di Desa Domas antara lain kepala ikan, tulang ikan, kulit ikan, isi perut, cangkang telur, kulit bawang merah dan putih. Sedangkan limbah cair yang dikeluarkan berupa cairan dari hasil pencucian ikan dan air pengukusan pada tahap penyiangan dan pengukusan bontot.
Tulang ikan payus diperoleh dari limbah pengolahan bontot mencapai 34.09%. Limbah tulang ikan payus dapat dijadikan menjadi tepung tulang ikan payus yang berpotensi dijadikan sebagai alternatif sumber kalsium karena kandungan kalsiumnya tinggi yaitu 20.25%. Penerapan tepung tulang ikan payus dilakukan dengan menambahkannya ke dalam produk bontot. Hasil uji organoleptik yang meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa menunjukan bahwa produk bontot yang disukai panelis adalah perlakuan penambahan tepung tulang ikan payus 0% (kontrol), 10%, 30%, dan 20% secara berurutan. Hasil analisis proksimat menunjukan bahwa kandungan gizi produk bontot tepung tulang ikan payus 10% adalah kadar air 11.18%, abu 8.14%, kalsium 1.58%, phosphor 1.06%, protein 12.85%, lemak 0.23% dan karbohidrat 67.6%.
Referensi:
Munandar A dan Haryati S. 2011. Pemanfaatan limbah tulang ikan payus (Elops hawaensis) sebagai alternatif sumber kalsium dalam produk bontot. Jurnal Penelitian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar