Pada setiap awal musim, ada klub yang berstatus tim promosi yang menggantikan klub yang terdegradasi pada akhir musim sebelumnya. Sejarah mencatat, beberapa klub yang berstatus tim promosi berhasil menjadi kampiun liga dibeberapa negara termasuk Indonesia. Berikut ini, saya akan menyajikan beberapa tim promosi yang memiliki prestasi terbaik pada musim pertamanya.
1. Nottingham Forest (English First Division Championship, 1977/1976)
Nottingham Forest promosi setelah menjadi peringkat ketiga English Second Division (sekarang Championship) pada musim 1976/1977. Pada musim pertamanya, Nottingham Forest tidak tampil canggung sebagai tim promosi dengan mengalahkan lawan-lawannya termasuk Manchester United dikandangnya dengan skor 4-0. Pada musim tersebut Nottingham Forest berhasil menjadi juara English First Division Championship (sekarang Barclays Premier League) dengan selisih 7 poin dari juara bertahan Liverpool dan Piala Liga dengan mengalahkan lawan yang sama.
Brian Clough merupakan sosok pelatih dibalik suksesnya Nottingham Forest, Dia melatih klub ini selama 18 tahun (1975 – 1993). Dia berhasil mempersembahkan 12 trofi untuk Nottingham Forest. Pada musim 1978/1979 dan 1979/1980, Nottingham Forest berhasil dibawanya juara Piala Champion dengan mengalahkan Malmo (Swedia) dengan skor 1-0 di Olympia Stadion, Munchen, Jerman dan Hamburg (Jerman) dengan skor 1-0 di Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol.
Pemain kunci Nottingham Forest pada periode tersebut adalah Peter Shilton, kiper legendaries Inggris yang gawangnya dibobol Diego Maradona dengan “tangan tuhannya” pada Piala Dunia 1986 Meksiko. Selain itu, ada juga Martin O’neil yang sekarang menjabat pelatih Republik Irlandia dan Peter Withe yang pernah menjadi pelatih Indonesia pada periode 2004-2007. Pada musim ini, Nottingham Forest berada di Divisi Championship setelah musim sebelumnya berada diperingkat 8.
2. Kaiserslautern (Bundesliga, 1997/1998)
Pada musim 1997/1998, Kaiserslautern berhasil promosi bersama Wolfsburg dan Hertha Berlin. Pada musim tersebut, Otto Rehhagel bertindak sebagai pelatih setelah musim sebelumnya membesut Bayern Munchen dan Werder Bremen. Pelatih ini pada tahun 2004 berhasil membawa Yunani merebut Piala Eropa mengalahkan Potugal dengan skor 1-0.
Materi pemain Kaiserslautern pada musim tersebut merupakan kombinasi pemain tua dan muda. Pemain veteran Andreas Brehme dan Olaf Marschall (topskor, 21 gol) dipadukan dengan Michael Ballack (masih 21 tahun) dan Ciriaco Sforza, bintang Swis yang ditransfer dari Inter Milan. Pada pertandingan pekan ke-1, Kaiserslautern berhasil mengalahkan Bayern Munchen dengan skor 1-0 di Olympia, Munchen dan di Fritz-Walter kembali mengalahkannya dengan skor 2-0. Pada musim tersebut, Kaiserslautern berhasil menjadi juara Bundesliga dengan selisih 2 angka dari Bayern Munchen.
3. Persik Kediri (Divisi Utama Liga Indonesia, 2003)
Kompetisi Divisi Utama pada tahun 2003, diubah formatnya menjadi satu wilayah dengan peserta 20 klub. Pada musim tersebut, Persik Kediri hadir sebagai pendatang baru dengan status juara Divisi Satu pada musim sebelumnya. Persik yang dilatih Jaya Hartono (mantan pemain Timnas) bermaterikan pemain biasa-biasa saja. Harianto (kapten), Wawan Widiantoro, Wahyudi, dan Khusnul Yuli (dua nama terakhir masih tercatat sebagai pemain Persik) merupakan talenta lokal yang disokong pemain asing seperti Juan C. Tapia, Ebi Ukore, dan striker jangkungnya Bobby. Persik merupakan tim kejutan yang berhasil menjadi juara diantara klub-klub besar seperti Petrokimia Putra (juara bertahan), Persita Tangerang, dan Persija Jakarta. Pada akhir musim, Persik unggul 5 poin diatas PSM Makassar dan Persita Tangerang. Pada musim lalu, Persik Kediri berhasil menjadi peringkat ketiga Divisi Utama dan berhak promosi ke Liga Super Indonesia pada musim ini.
4. Persebaya Surabaya (Divisi Utama Liga Indonesia, 2004)
Pada Liga Indonesia 2002, Persebaya Surabaya melakukan aksi mogok saat bertanding melawan PKT Bontang. Akibatnya, Persebaya diskors pengurangan nilai ayang berujung pada degradasi ke Divisi Satu. Pada musim 2003, Jacksen F. Tiago diberi tanggung jawab sebagai pelatih Bajul Ijo dan berhasil menjadi kampiun Divisi Satu. Pada musim 2004, Persebaya berstatus sebagai tim promosi pada Liga Indonesia dengan format satu wilayah.
Pada periode tersebut, walaupun Bajul Ijo berstatus tim promosi tapi bermaterikan pemain bagus pada setiap lininya. Sektor belakang diisi “Bejo” Sugiantoro dan Nova Arianto, ditengah ada Uston Nawawi dan Danilo Fernando, dan didepan ada striker gaek Kurniawan “Kurus” Yulianto. Pada pertandingan terakhir (laga penentuan), Persebaya harus mengepak 3 poin saat menjamu Persija Jakarta agar bisa menjadi kampiun Liga Indonesia 2004. Pertandingan sempat ditunda akibat hujan, dan pukul 16.30 WIB baru bisa dilaksanakan. Skor akhir pada pertandingan tersebut adalah 2-1 untuk keunggulan Persebaya. Hasil tersebut mengantarkan Persebaya menjadi juara dengan keunggulan selisih gol dari PSM Makassar yang sama-sama memiliki poin 61. Jacksen F. Tiago akhirnya menjadi orang pertama yang berhasil menjadi juara Liga Indonesia sebagai pemain dan pelatih. Pada musim ini, Persebaya Surabaya berhasil promosi ke Liga Super Indonesia setelah menjadi kampiun Divisi Utama.